Mengenal Alumni Muhammad Ashar, Pencetus Kopi Daeng yang Tak Henti Melihat Pelung Bisnis dari LP3I Balikpapan
Masyarakat Balikpapan tentu sudah tidak asing lagi dengan Kopi Daeng yang terletak di wilayah Gunung Bakaran, Balikpapan Selatan. Tidak hanya di sana, Kopi Daeng pun kini merambah ke Rest area Tol Balikpapan-Samarinda.
Pencetus Kopi Daeng, Muhammad Ashar Efendi bersama salah satu kawannya pertama kali membuat kedai kopi ini pada akhir tahun 2018. Ashar mengaku, kedai kopi menjadi salah satu tempat yang dibutuhkan masyarakat meski sekadar untuk berbincang.
“Awal buka segmen kami semua kalangan, tapi lambat laun pengunjung kami para pekerja atau yang berusia di atas 25 tahun,” kata Ashar kepada Team LP3I dan wartawan.
Sementara untuk Kopi Daeng yang berlokasi di rest area Tol Balsam, diakui Ashar banyak dikunjungi para pengendara yang melintas. Terlebih saat semua seksi Tol Balsam telah dibuka. Namun, perjalanan Kopi Daeng di Tol Balsam tidaklah mulus. Awal pandemi Covid-19 mewabah, Kopi Daeng di rest area Tol Balsam sempat berhenti beroperasi selama 6 bulan lamanya.
“Tapi yang di Gunung Bakaran tidak pernah tutup meski pandemi,” ungkapnya.
Nama Kopi Daeng sendiri berasal wilayah Ashar berasal, yaitu Makassar, Sulawesi Selatan. Selain itu, kopi-kopi yang disajikan di sana langsung dikirim dari Makassar.
Dua tahun sebelumnya, pada 2016 Ashar sempat membuka angkringan khas Makassar yang bertahan hingga tahun 2017. Di sana, ia menyajikan banyak kuliner khas Kota Daeng.
Untuk mempromosikan usahanya tersebut, Ashar memanfaatkan media sosial facebook dengan cara membagikan pulsa bagi para pengguna facebook yang meninggalkan komentar di postingannya.
“Cara itu efektif, usaha saya juga jadi viral karena ribuan orang yang beri komentar,” bebernya.
Namun, semua usaha yang dilakukan Ashar tidak selalu berjalan mulus. Ia kerap kali menghadapi kendala. Namun, ia selalu memegang teguh bahwa rezeki sudah ada yang mengatur. Di sisi lain, ia juga tak henti-hentinya mencoba berbagai strategi bisnis agar terus bertahan.
“Kalau cara A tidak bisa, coba yang B, kalau tidak bisa juga coba yang C. Intinya selalu melihat peluang yang ada,” tegasnya.
Di masa pandemi ini, ungkap Ashar, ia terus mengupayakan berbagai cara agar kedai kopinya tidak berhenti beroperasi. Ia pun mengantongi beberapa tips jitu. Antara lain harus tetap eksis, jangan hanya karena pandemi branding usaha yang dijalankan menghilang, karena menurutnya akan sulit jika harus mengulang dari awal.
“Yang kedua tetap semangat dan tetap punya harapan. Yang ketiga yaitu tetap berjalan dan tetap berdoa, yakini ada rezeki dari tempat lain,” paparnya.
Alumni LP3I jurusan Bisnis Administrasi pada 2008 lalu ini pun sukses mempertahankan usahanya hingga kembali berjalan normal. Bahkan, tidak hanya di bidang kuliner, ia juga sudah membuka jasa rental mobil sejak 2012 lalu serta membuka jasa pencucian mobil yang berlokasi di sekitar Kopi Daeng di Gunung Bakaran.
Sumber : presisi.co