Categories
Kebutuhan SDM Sesuai Kebutuhan Industri Disiapkan Politeknik
Kebutuhan SDM yang siap kerja dan terhubung dengan dunia industri semakin tinggi, melihat hal itu politeknik menyiapkan program agar link and match terpenuhi. Foto/Dok A+ A-
JAKARTA – Kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap kerja dan terhubung dengan dunia industri semakin tinggi. Politeknik pun terus menyiapkan program agar link and match ini terpenuhi.
Ketua Yayasan Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I) Muh. Aghnia Syahputra menilai, sistem pendidikan di politeknik sudah siap kerja. Dia mencontohkan di kampusnya mengembangkan metode pembelajaran 70% praktek dan 30% teori.
Bahkan sebelum lulus pun, diterangkan harus melalui magang di industri. Mahasiswa juga dibekali dengan sertifikasi kompetensi yang dikeluarkan Badan Sertifikat Nasional Profesi (BSNP). ”Jadi mereka punya apapun yang diperlukan industri. Memang patokannya sudah siap kerja,” katanya disela Rakornas LP3I 2019 di Jakarta.
Aghnia mengatakan, memasuki era digitalisasi program studi baru pun bermunculan. Dia menerangkan, saat ini pihaknya menonjolkan prodi IT dengan pengembangan android developer.
Dia pun berharap ada kolaborasi dengan dunia industri sehingga bisa dibuat data apa saja dan seperti apa kebutuhan dunia industri sehingga program android developer ini bisa membantu kebutuhan bangsa. Hal ini sejalan dengan keinginanya untuk menghadirkan produk inovatif dan sesuai dengan industri.
Sambung Aghnia menambahkan, pihaknya sedang mengembangkan program Diploma 4 (D4) untuk prodi internasional bisnis dengan konsentrasi di marketing manajemen. Diterangkan olehnya melalui program D4 ini, maka ada kesempatan bagi siswa bahwa untuk menjadi sarjana terapan yang siap kerja bukan hanya dengan gelar S1 saja melainkan ada D4 yang mengasah skill sesuai jurusan masing-masing.
Menurutnya dengan dibukanya program D4 ini sesuai dengan tren yang terjadi di negara maju. Berkaca pada Jerman dan Jepang yang pendidikan vokasinya kuat, malah tidak memiliki program D3 lagi. Dia pun berharap rencana ini dapat didukung oleh pemerintah. ”Itu yang vokasi di negaranya kuat. Kita mau belajar dari situ,’’ ujarnya.
Diharapkan olehnya, pemerintah dapat membantu kiprah dari politeknik dalam membangun SDM unggul. Melalui kebijakan yang pro swasta seperti pengurusan prodi baru, proses akreditasi yang seharusnya mementingkan output dan juga kolaborasi dengan dunia industri yang bisa menyediakan fasilitas laboratorium ketika masa praktek.
Menurutnya, mahasiswa perlu dilengkapi dengan sertifikasi kompetensi yang sesuai bidangnya. Ini menunjukkan bahwa mereka adalah SDM yang handal dan siap kerja. Demi misi inilah pihaknya rutin mengadakan rakornas pimpinan 50 cabang LP31 setiap tahun. ”Kita bahas pencapaian selama satu tahun, evaluasi dan strategi 5-10 tahun ke depan,” ujarnya.