8 Perbedaan antara SMA dan Kuliah
Pernah menonton serial televisi atau film yang menggambarkan suasana perkuliahan? Beberapa di antaranya membuat kesan kalau kuliah itu lebih santai dan menyenangkan. Mulai dari mengenakan pakaian bebas, jam masuk yang fleksibel, bahkan tidak selalu pergi kuliah.
Belum lagi, Anda bisa jadi pernah mendengar kisah tentang seseorang yang tidak segera lulus setelah kuliah bertahun-tahun. Lalu, ada pula yang selalu membawa buku-buku tebal setiap kali pergi kuliah. Hal ini menggambarkan betapa beratnya menempuh pendidikan di perguruan tinggi dan berbeda dengan sekolah.
Benarkah kuliah seperti itu? Apa saja perbedaan antara SMA dan kuliah? Simak daftar beserta penjelasannya di bawah ini.
1.Waktu liburan
Perbedaan antara SMA dan kuliah yang pertama ini sangat menguntungkan bagi mahasiswa. Liburan sekolah biasanya memakan waktu selama 2―4 minggu. Namun, kamu akan mendapatkan masa liburan yang panjang ketika berada di bangku perkuliahan, yakni sekitar 1―2 bulan setiap semesternya. Wah, lama sekali, ya?
Hal ini bertujuan agar mahasiswa dapat beristirahat setelah tenaga dan pikirannya terkuras selama masa perkuliahan. Kemudian, liburan akan mengumpulkan energi untuk menjalani kuliah di semester berikutnya. Saat liburan tiba, tak ada salahnya memanfaatkan waktu untuk kegiatan produktif, seperti melakukan hobi, magang, atau menjadi relawan.
2.Pakaian yang dikenakan
Sebagian murid sekolah mengimpikan perkuliahan karena alasan pakaian. Siswa-siswi diwajibkan memakai seragam selama bersekolah. Sebaliknya, mahasiswa bisa mengenakan pakaian bebas. Hal ini dianggap sebagai keuntungan karena rasanya lebih leluasa ketika bisa memakai pakaian bebas, asalkan sopan dan rapi.
Namun, bukan berarti kebebasan ini sepenuhnya menguntungkan. Masa pendidikan di perguruan tinggi memang membuat seseorang menentukan jadwal kuliah dan pakaian sesuai keinginan. Sampai-sampai Anda bisa kebingungan memilih pakaian apa yang akan digunakan saat datang ke kampus. Terutama bagi yang tidak ingin terlihat memakai baju yang sama berkali-kali walaupun selalu dicuci bersih setelahnya.
Baca juga : Cara Menentukan Jurusan Kuliah yang Tepat Sesuai Minat dan Kemampuan
3. Ujian
Ketika menjelang ujian, biasanya murid SMA akan membaca buku pelajaran atau buku catatan selama di sekolah atau di rumah. Waktu istirahat pun dikorbankan untuk mempelajari materi-materi yang akan diujikan. Pemandangan ini sudah sering terjadi dari zaman dahulu hingga sekarang.
Berbeda lagi dengan ujian di sekolah, ujian kuliah tak jarang memberikan materi yang sama dengan apa yang telah diajarkan di dosen. Lebih tepatnya, materi sama persis dengan yang ada di buku catatan. Jadi, banyak mahasiswa yang berbondong-bondong ke tempat fotokopi untuk menyalin catatan dosen.
Selain itu, ujian akhir kelulusan untuk mahasiswa juga berbeda dengan sekolah. Anda wajib mengumpulkan minimal 144 SKS dan menyusun tugas akhir sebagai syarat penting kelulusan. Mahasiswa akan dihadapkan dengan seminar, proposal penelitian, riset lapangan, dan revisi yang dibimbing oleh dosen pembimbing
4. Hasil ujian
Murid SMA biasanya akan merasa kurang ketika mendapatkan hasil ujian yang tidak sesuai harapan. Meskipun sudah dapat nilai bagus, tetap saja belum puas jika nilanya belum 100. Memang nilai berpengaruh pada rapor nantinya, tetapi sayang sekali kalau hasil ujian pas-pasan.
Namun, lupakan hal ini ketika Anda sudah di bangku perkuliahan. Dapat nilai di satu mata kuliah yang sulit saja rasanya sudah senang sekali. Terlebih, jika tidak perlu mengalami remedial. Pokoknya, harus banyak-banyak bersyukur deh
5.Buku yang dibawa
Saat masa sekolah, tentunya murid harus membawa buku pelajaran sekaligus buku catatan. Meskipun ini tidak berlaku bagi murid-murid yang malas atau meminjam buku pelajaran teman. Terkadang tas sangat penuh hingga Anda keberatan dan membuat punggung menjadi bungkuk.
Nah, kuliah biasanya membawa buku yang lebih ringan, malahan sangat ringan. Mahasiswa hanya perlu membawa satu buku catatan yang digunakan untuk mencatat seluruh mata kuliah. Supaya lebih mudah membedakan mata kuliah yang dicatat, biasanya mahasiswa menggunakan sticky tag aneka warna.
6.Tempat tinggal
Kebanyakan orang akan menyekolahkan anaknya di sekolah yang dekat dengan tempat tinggal. Meskipun tak jarang ada yang memilih sekolah favorit yang jauh dari rumah. Jadi, anak-anak biasanya akan tinggal dengan keluarga mereka. Segala kebutuhan masih bisa tercukupi karena dekat dengan orang tua.
Bagaimana dengan perkuliahan? Sebagai contoh, Anda diterima seleksi SNMPTN di kampus yang ada di luar kota. Beruntung jika mempunyai kerabat yang tempat tinggalnya dekat dengan kampus. Namun, apabila tidak ada siapa-siapa, Anda harus mempersiapkan diri untuk tinggal sendiri di luar daerah. Belum lagi, segala kegiatan harus dilakukan sendirian. Mulai dari memasak, mencuci pakaian, hingga membersihkan ruangan.
7. Jadwal
Sekolah pada umumnya mewajibkan belajar selama lima hari atau enam hari seminggu dan dilakukan 6 jam per harinya. Tentunya kegiatan sekolah menjadi membosankan karena cenderung repetitif. Namun, berbeda dengan sekolah, perkuliahan umumnya memberikan jadwal yang lebih fleksibel. Pada jurusan-jurusan tertentu, Anda bahkan hanya belajar satu mata kuliah atau masuk tiga kali dalam seminggu.
Ada pula sisi yang kurang menguntungkan dari jadwal ini. Terkadang ada dosen yang membatalkan perkuliahannya mendadak sebelum mata kuliah dimulai. Bayangkan jika tempat tinggal Anda jauh dari kampus dan terpaksa harus pulang lagi ke rumah. Sedih sekali, bukan? Belum lagi, apabila ada jadwal kelas pengganti yang bertabrakan dengan jadwal kelas lain.
8.Tugas dan belajar
Jadwal kuliah memang lebih fleksibel dibandingkan SMA. Sayangnya, ada banyak tugas dari dosen yang menghantui dan harus dikerjakan di rumah. Hal ini ditujukan agar mahasiswa tetap berlatih dan belajar meskipun di luar kampus. Banyaknya tugas mendorong mahasiswa untuk bisa menata waktu sebaik mungkin. Hindari menumpuk tugas di akhir waktu supaya tidak kelabakan saat mengerjakannya.
Proses pembelajaran dalam perkuliahan juga berbeda dengan sekolah. Murid SMA biasanya diajarkan materi oleh guru sekolah secara detail. Sebaliknya, dosen-dosen di kampus rata-rata hanya menjelaskan materi seperlunya. Adapun dosen yang tidak mengajar sama sekali dan malah menyuruh Anda untuk mencari materi sendiri. Nantinya, materi yang didapatkan akan dipresentasikan di depan kelas sebagai bahan ajar untuk teman-teman sekelas.
Anda pun tidak dapat benar-benar mengandalkan materi yang diberikan dosen. Kadang-kadang materinya kurang lengkap dan kurang mendalam sehingga mahasiswa harus mempelajari sendiri dari berbagai sumber. Selain riset sendiri, cobalah belajar dan berdiskusi secara berkelompok dengan teman-teman lain.
Sekian penjelasan seputar 8 perbedaan antara SMA dan kuliah yang perlu diketahui. Jadi, sebelum benar-benar terjun ke dunia perkuliahan, setidaknya Anda sudah memiliki gambaran tentang seluk-beluknya. Walaupun setiap jurusan memiliki beban yang berbeda-beda, jangan lupa tetap semangat dalam menjalaninya, ya!
Apabila ingin mencari kampus terbaik? Daftar ke LP3I saja! Kampus yang berorientasi pada dunia kerja ini telah dipercaya selama lebih dari 30 tahun. Terlebih, LP3I telah tersebar di lebih dari 25 kota yang ada di seluruh Indonesia. Anda dijamin langsung kerja setelah lulus kuliah! Ingin tahu informasi lebih lanjut terkait LP3I? Kunjungi segera situs resminya di sini.